Transformasi digital dapat merevitalisasi bisnis kamu, tetapi banyak pengusaha tidak menyadari hal ini. Terutama apabila usaha mereka masih menggeluti revolusi industri kuno asal generasi baby boomer. Dengan adanya transformasi digital, selama kamu mempunyai tujuan yang jelas, rencana yang matang, dan tim internal yang siap membantu, proses transformasi tersebut dapat berlangsung cepat dan bahkan meningkatkan skala operasional bisnis.
Min Ribrick banyak sekali menemukan pabrik yang masih stay di zona nyaman mereka dengan menggunakan teknologi kuno dan enggan untuk menggunakan teknologi. Kenapa alasannya? Akan min Ribrick jabarkan pada artikel berikut, baca sampai habis ya sob. Soalnya banyak sekali pemilik bisnis yang tidak memahami keuntungan dalam menjalankan bisnis digital dan memahami sektor-sektor digital yang ada, atau sekedar menggunakan teknologi yang dapat memangkas biaya operasional perusahaan.
Transformasi digital dapat merevitalisasi bisnis kamu, tetapi banyak pengusaha tidak menyadari hal ini. Terutama apabila usaha mereka masih menggeluti revolusi industri kuno asal generasi baby boomer. Dengan adanya transformasi digital, selama kamu mempunyai tujuan yang jelas, rencana yang matang, dan tim internal yang siap membantu, proses transformasi tersebut dapat berlangsung cepat dan bahkan meningkatkan skala operasional bisnis.
Min Ribrick banyak sekali menemukan pabrik yang masih stay di zona nyaman mereka dengan menggunakan teknologi kuno dan enggan untuk menggunakan teknologi. Kenapa alasannya? Akan min Ribrick jabarkan pada artikel berikut, baca sampai habis ya sob. Soalnya banyak sekali pemilik bisnis yang tidak memahami keuntungan dalam menjalankan bisnis digital dan memahami sektor-sektor digital yang ada, atau sekedar menggunakan teknologi yang dapat memangkas biaya operasional perusahaan.
Keuntungan utama bisnis yang go digital
Pada basis utama, go digital itu kurang lebih memberikan bisnis perspektif yang jauh lebih matang dengan keuntungan kompetitif. Sebuah bisnis dapat meninjau perkembangan yang lebih terukur dengan parameter yang sudah diidentifikasikan. Pertama, bisnis ataupun perusahaan yang ingin melanjutkan transformasi digital harus menentukan tujuan mereka dan mengeksekusi strategi yang matang, tidak hanya sekedar eksis pada dunia digital tetapi tidak tahu harus ngapain selanjutnya. Kedua, pemeliharaan dan oversee operasional harian bisnis pada lini digital juga perlu dilakukan, ingat bahwa pasar digital sangat luas hingga ke mancanegara dan global. Ketiga, kemungkinan adanya investor yang tertarik dengan bisnis yang sudah menunjukkan eksistensi digitalnya.
Bisnis yang bertengger pada infrastruktur digital itu dapat melihat lebih jelas profitabilitas, perkembangan, dan skalabilitas. Seperti yang sudah min Ribrick jelaskan pada artikel-artikel sebelumnya bahwa bisnis yang enggan beradaptasi pada perkembangan zaman teknologi akan tertinggal arus dan berpotensi tenggelam hingga bangkrut. Min Ribrick selalu mencontohkan mantan perusahaan teknologi raksasa pada zamannya yaitu IBM dan Nokia. Walaupun sekarang ini operasional mereka tetap berjalan, tapi ada masa mereka mengalami kesulitan karena tidak ingin beradaptasi pada disrupsi teknologi yang ada.
Selain itu, bisnis yang unjuk gigi dengan eksistensi digitalnya lebih memungkinkan menarik perhatian banyak talenta-talenta berbakat. Misalnya saja, pabrik yang mulai fokus mencari talenta berbakat di LinkedIn akan lebih cepat menemukan orang yang tepat dalam mengeksekusi tugas. Selain talenta berbakat, perusahaan atau bisnis juga dapat expect menemukan investor yang tepat melalui tampilan website yang bagus, portfolio yang terarah, dan proses digital yang masif.
Pada basis utama, go digital itu kurang lebih memberikan bisnis perspektif yang jauh lebih matang dengan keuntungan kompetitif. Sebuah bisnis dapat meninjau perkembangan yang lebih terukur dengan parameter yang sudah diidentifikasikan. Pertama, bisnis ataupun perusahaan yang ingin melanjutkan transformasi digital harus menentukan tujuan mereka dan mengeksekusi strategi yang matang, tidak hanya sekedar eksis pada dunia digital tetapi tidak tahu harus ngapain selanjutnya. Kedua, pemeliharaan dan oversee operasional harian bisnis pada lini digital juga perlu dilakukan, ingat bahwa pasar digital sangat luas hingga ke mancanegara dan global. Ketiga, kemungkinan adanya investor yang tertarik dengan bisnis yang sudah menunjukkan eksistensi digitalnya.
Bisnis yang bertengger pada infrastruktur digital itu dapat melihat lebih jelas profitabilitas, perkembangan, dan skalabilitas. Seperti yang sudah min Ribrick jelaskan pada artikel-artikel sebelumnya bahwa bisnis yang enggan beradaptasi pada perkembangan zaman teknologi akan tertinggal arus dan berpotensi tenggelam hingga bangkrut. Min Ribrick selalu mencontohkan mantan perusahaan teknologi raksasa pada zamannya yaitu IBM dan Nokia. Walaupun sekarang ini operasional mereka tetap berjalan, tapi ada masa mereka mengalami kesulitan karena tidak ingin beradaptasi pada disrupsi teknologi yang ada.
Selain itu, bisnis yang unjuk gigi dengan eksistensi digitalnya lebih memungkinkan menarik perhatian banyak talenta-talenta berbakat. Misalnya saja, pabrik yang mulai fokus mencari talenta berbakat di LinkedIn akan lebih cepat menemukan orang yang tepat dalam mengeksekusi tugas. Selain talenta berbakat, perusahaan atau bisnis juga dapat expect menemukan investor yang tepat melalui tampilan website yang bagus, portfolio yang terarah, dan proses digital yang masif.
Tantangan atau Blockers dalam transformasi digital
Jika ditinjau pangsa pasarnya, memang digitalisasi adalah langkah yang tepat dalam menggaet banyak konsumen ataupun klien baru. Tetapi, dengan potensi yang sangat besar di dunia digital, banyak sekali pemahaman apatis dari berbagai macam sektor ekonomi. Pemimpin bisnis yang kolot biasanya tidak peduli sama sekali terhadap transformasi digital, dan mereka mempunyai beberapa alasan untuk ini, alasan tersebut adalah:
- Mereka mungkin sudah senang dengan kondisi operasional yang ada sekarang dan tidak ingin ada yang berubah — ingin terus berada di zona nyaman
- Mereka berencana untuk ekspansi, jadi budget untuk transformasi digital tak dihiraukan sama sekali — menunggu tenggelam tertinggal zaman kalau hanya fokus pada skala regional saja.
- Mereka tidak melihat adanya kebutuhan dan berpikir bahwa mereka sudah mempunyai metode terbaik — banyak pengusaha kolot mengatakan ini karena mereka sudah banyak koneksi dan tidak perlu cari klien lagi lewat transformasi digital
- Mereka tidak punya ambisi untuk berkembang dan hanya ingin bisnisnya stagnan
- Mereka menilai transformasi digital adalah proses yang lama dan memakan banyak biaya atau financial cost — dan tidak melihat value yang ditawarkan.
Ketika pengusaha atau klien mengutarakan objeksi seperti ini, min Ribrick menemukan cara yang bagus untuk counter argumentasi mereka. Yaitu, dengan membicarakan mengenai kompetitor terdekatnya dan apa yang telah mereka lakukan sehingga dari tahun ke tahun peningkatannya jauh lebih tajam. Kalau tidak ingin lakukan transformasi digital, kompetitor kamu akan mengalahkan kamu dari segala sisi. Bisa-bisa hancur berkeping-keping hehe.
Jadi sebaiknya, bisnis baik itu perusahaan besar maupun UMKM mulai fokuskan transformasi digital sebagai jalan untuk menemukan klien, mengidentifikasi peluang baru, menemukan solusi yang terbaik untuk operasional bisnis. Min Ribrick bisa yakin kamu akan sukses dengan melakukan transformasi digital.
Jika kamu ingin konsultasi mengenai teknologi, transformasi digital untuk industri, jasa pembuatan website dan aplikasi, jasa pembuatan software manajemen operasional, dan jasa digital marketing, langsung saja konsultasikan ke elang@ribrick.id.
Jika ditinjau pangsa pasarnya, memang digitalisasi adalah langkah yang tepat dalam menggaet banyak konsumen ataupun klien baru. Tetapi, dengan potensi yang sangat besar di dunia digital, banyak sekali pemahaman apatis dari berbagai macam sektor ekonomi. Pemimpin bisnis yang kolot biasanya tidak peduli sama sekali terhadap transformasi digital, dan mereka mempunyai beberapa alasan untuk ini, alasan tersebut adalah:
- Mereka mungkin sudah senang dengan kondisi operasional yang ada sekarang dan tidak ingin ada yang berubah — ingin terus berada di zona nyaman
- Mereka berencana untuk ekspansi, jadi budget untuk transformasi digital tak dihiraukan sama sekali — menunggu tenggelam tertinggal zaman kalau hanya fokus pada skala regional saja.
- Mereka tidak melihat adanya kebutuhan dan berpikir bahwa mereka sudah mempunyai metode terbaik — banyak pengusaha kolot mengatakan ini karena mereka sudah banyak koneksi dan tidak perlu cari klien lagi lewat transformasi digital
- Mereka tidak punya ambisi untuk berkembang dan hanya ingin bisnisnya stagnan
- Mereka menilai transformasi digital adalah proses yang lama dan memakan banyak biaya atau financial cost — dan tidak melihat value yang ditawarkan.
Ketika pengusaha atau klien mengutarakan objeksi seperti ini, min Ribrick menemukan cara yang bagus untuk counter argumentasi mereka. Yaitu, dengan membicarakan mengenai kompetitor terdekatnya dan apa yang telah mereka lakukan sehingga dari tahun ke tahun peningkatannya jauh lebih tajam. Kalau tidak ingin lakukan transformasi digital, kompetitor kamu akan mengalahkan kamu dari segala sisi. Bisa-bisa hancur berkeping-keping hehe.
Jadi sebaiknya, bisnis baik itu perusahaan besar maupun UMKM mulai fokuskan transformasi digital sebagai jalan untuk menemukan klien, mengidentifikasi peluang baru, menemukan solusi yang terbaik untuk operasional bisnis. Min Ribrick bisa yakin kamu akan sukses dengan melakukan transformasi digital.
Jika kamu ingin konsultasi mengenai teknologi, transformasi digital untuk industri, jasa pembuatan website dan aplikasi, jasa pembuatan software manajemen operasional, dan jasa digital marketing, langsung saja konsultasikan ke elang@ribrick.id.