Partner bukan sekedar mitra bisnis, tetapi sebagai mitra yang bisa memahami visi perusahaan kita, sehingga ada keyakinan, kepercayaan dan kesetaraan dengan kita.
Berbisnis dan berteman itu adalah dua hal yang berbeda. Kalau mau berbisnis, carilah partner bisnis, jangan cari dari teman. Selain itu, partner bisnis adalah teman, tapi teman belum tentu menjadi partner bisnis. Untuk mendapatkan partner bisnis baik melalui hubungan pertemanan atau yang lain, beberapa tips dibawah ini bisa menambah referensi kamu.
1. Pilih Mitra Bisnis yang Punya Kredibilitas Baik
Faktor kedekatan keluarga/ lembaga/ dan lainnya tidak selalu bisa menjadi jaminan bahwa mereka akan menjadi mitra bisnis yang baik untuk kita. Perhatikan juga cara kerja mereka atau cara calon mitra bisnis kamu dalam menyampaikan strategi bisnis karena mungkin saja sebuah perusahaan yang baik ternyata memiliki oknum yang tidak baik di dalamnya.
2. Memiliki Visi yang Sama dalam Bisnis
Untuk mencapai keberhasilan dalam berbisnis, tentunya kita harus memiliki visi atau tujuan bisnis yang sama dengan mitra bisnis kita. Keputusan dalam menjalankan bisnis sebaiknya selalu berdasarkan kesepakatan bersama antara kamu dan mitra bisnis kamu. Dengan memiliki visi yang sama, maka akan sangat mungkin untuk menjalankan strategi yang sangat efektif untuk perkembangan bisnis.
3. Jaringan
Cara untuk menemukan mitra bisnis yang cocok adalah melalui jaringan, sehingga kamu harus mulai menempatkan diri dalam komunitas profesional yang sesuai dengan bidang bisnis kamu. Cobalah untuk lebih banyak bertemu orang, bisa dari mantan rekan kerja, teman yang dikenalkan teman, atau klien di tempat kamu bekerja sekarang ini. Intinya jangan pernah berhenti menjalin jaringan, karena bisa saja salah satu dari mereka menawarkan kesempatan menarik atau bahkan bisa menjadi mitra bisnis kamu.
4. Kecocokan
Saat mencari mitra bisnis, sama seperti halnya kamu mencari pasangan hidup, kuncinya adalah kecocokan. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah berbicara soal visi misi bisnis kamu, lihat kemampuan kerja, dan tanyakan pula seputar etos kerjanya.
5. Pembagian Tugas yang Jelas
kamu juga harus menjelaskan soal tugas-tugas yang akan dijalani kamu dan partner bisnis. Misalnya, kamu akan memegang masalah produksi, sementara mitra akan mengurus logistik. Sebaiknya, lakukan pembagian tugas secara jelas di awal, supaya tidak terjadi masalah di kemudian hari. Akan lebih baik lagi jika pembagian tugas itu berdasarkan minat, karena kamu dan dia akan mengerjakannya dengan sepenuh hati.
6. Mau Bersikap Terbuka Pada kamu
Menjadi mitra bisnis tentu dibutuhkan komunikasi yang intensif. Keterbukaan terhadap berbagai hal yang dihadapai perusahaan, akan sangat membantu untuk memecahkan berbagai kendala perusahaan atau keuntungan yang telah diraih perusahaan.
7. Lihatlah Cara Berfikirnya
Seorang pebisnis akan melihat dengan long term bukan skala short term.
8. Caranya Menjaga Mulut
Seorang pebisnis akan sangat menjaga ucapannya. Mereka tidak akan sembarangan untuk memberikan kata, baik komentar maupun rahasia bagi perusahaan.
9. Seorang Partner Bisnis Biasanya adalah Orang yang Ingin Memberi, Bukan Mengambil
Partner bisnis adalah orang yang biasanya ingin memberi, bukan mengambil. Jika di awalnya, ia cenderung lebih banyak ingin mengambil, lebih baik jangan diteruskan, walaupun ia teman terbaik kamu. Hal ini bukan perilaku partner bisnis yang baik. Untuk perilaku sehari-hari, lihat saja sewaktu lunch atau dinner bersama. Jika dia hanya ingin ditraktir tanpa pernah menawarkan diri untuk mentraktir, ini warning.
10. Sama-sama dapat Diandalkan Kejujurannya
Kejujuran itu hal yang paling utama, setuju? Oleh karena itu, kamu perlu tahu strategi mitra bisnis kamu, bagaimana cara dia mengambil tindakan, apakah dia bisa menepati janji-janjinya, dan apakah ada unsur kebohongan dari setiap pergerakannya. Kita harus tahu karena dalam berbisnis, rata-rata kegagalan itu karena manajemen sistemik yang bobrok alias hancur akibat kebohongan, ketidakjujuran, dan hal lainnya.
11. Sama-sama Saling Melengkapi
kamu dan dia bisa saling melengkapi. Misalnya, kamu kuat di bidang marketing, dia di bidang pembukuan. kamu keluar mencari klien, dia membenahi sistem di dalam. Jadi, sifatnya komplementari, bukan kompetisi. Ini untuk menghindari kompetisi bisnis di dalam internal di kemudian hari.
Bisa saja kamu dan partner jalan untuk berbisnis dengan semua syarat di atas tak terpenuhi semua. Seiring waktu, kamu bisa saja tumbuh dan saling melengkapi. Tergantung interaksi. Bisa saja yang merasakan tidak cocok itu adalah teman terhadap kamu, akibat perlakuan kamu.
Sebagai catatan: hati-hari berbisnis bila kamu hanya berperan sebagai partner yang memberikan uang, tidak memberikan waktu dan tidak melakukan apa-apa untuk usaha. Suatu saat, usaha akan dikuasai oleh partner kamu yang punya waktu. Karena, dengan menghabiskan waktu untuk usaha, ia yang lebih tahu seluk-beluk perusahaan. Begitu mendapat untung, bisa saja dia berpikir untuk tak lagi melanjutkan kamu sebagai partner bisnis.