Analisis Rasio Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas — Kita sering melihat ada perusahaan yang tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian utang (kewajiban) yang sudah jatuh tempo saat ditagih. Terkadang juga perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat waktu. Hal seperti ini akan sangat menggangu kinerja perusahaan, para kreditor akan tidak percaya pada perusahaan tersebut. Sehingga kelangsungan hidup perusahaan tersebut atau sebagai debitur akan terganggu kinerja cash flownya.

(Nappy/Pexels)

A. Pengertian Rasio Likuiditas

Fred Weston menyebutkan bahwa Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

B. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat dari Rasio Likuiditas :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang,

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Analisis Rasio Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas

C. Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera pada saat jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

2. Rasio Cepat (Quick ratio)

Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.

3. Rasio Kas ( Cash Ratio)

Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

4. Rasio Perputaran Kas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

5. Inventory to Net Working Capital

Rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.