Dewasa ini bukan lagi zamannya mesin-mesin pabrikan dan teknologi lawas yang menjadi primadona perusahaan dalam melakukan scale up terhadap bisnisnya, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan yang ada saat ini mulai melakukan digitalisasi terhadap produk-produk mereka dan mulai mengekspos eksistensi perusahaan melalui platform website.
Semakin meleknya masyarakat Indonesia terhadap dunia teknologi, semakin canggih teknologi yang dapat difasilitasi, salah satu contohnya adalah penerapan aplikasi berbasis machine learning, kemudian melakukan modifikasi PWA (Progressive Web App), dan masih banyak lagi yang dapat menjadi ranah bisnis baru di dunia digital.
Perusahaan-perusahaan harus mulai memberanikan diri terhadap disrupsi Revolusi Industri 5.0, karena selain persaingan yang semakin ketat, pangsa pasar di dunia teknologi pun terus meningkat. Data dari CompTIA sendiri memproyeksikan adanya peningkatan drastis setelah speed bump pada industri di bidang teknologi tahun 2020. Di tahun 2022, industri teknologi diperkirakan mencapai valuasi sebesar $5.3 triliun USD atau setara dengan Rp 7420 triliun, dengan perkiraan pangsa pasar terbesar nantinya akan berpusat di Asia pada produk atau jasa teknologi, IoT, Infrastruktur IT, dan robotika.
Pangsa Pasar IoT di Indonesia Tahun 2022
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pangsa pasar IoT di Indonesia capai Rp 444 triliun pada tahun 2022, nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar Rp 192,1 triliun, disusul platform Rp 156,8 triliun, perangkat IoT Rp 56 triliun, serta network dan gateaway Rp 39,1 triliun. Menperin menjelaskan terdapat 5 teknologi fundamental yang menjadi basis, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), wearables (AR dan VR), advanced robotics, dan 3d printing.
Berkembangnya startup-startup bidang teknologi karya anak bangsa yang semakin mendominasi pasar MSME, hal ini tentunya menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan konvensional untuk bertengger dan merambah siklus bisnis digital. Lalu, apa saja yang harus disiapkan dalam menjawab tantangan teknologi ini?
Menyiapkan company profile melalui website dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan yang sedang berkembang. Data dari McKinsey Co., (2022) menyatakan bahwa customer lebih mengharapkan company melayangkan interaksi personal yang baik, hal ini penting bagi perusahaan berbasis B2C. Kemudian untuk B2B, klien akan mudah menemukan esensi keseluruhan perusahaan dengan cara melakukan strategi pemasaran melalui setup website company profile.
Mengeksekusi strategi SEM dan juga SMM melalui penerapan yang terdiversifikasi dan konsisten dalam menjalankannya. Jumlah kenaikan interaksi di media sosial bagi masyarakat Indonesia dapat dijadikan sebagai peluang bagi perusahaan dalam memproduksi kampanye menarik dan juga postingan-postingan yang memikat skema branding.
Mempelajari tren. Rasanya sayang sekali apabila struktur pemasarannya terlalu difokuskan pada hal monoton dan tidak ada perubahan. Idealisme sesekali perlu dilakukan melalui brainstorming dan melihat tren yang ada.
Company Profile (Marketing Strategy)
Company profile lebih mengarah pada ringkasan apa saja yang dilakukan perusahaan, project yang sudah dilakukan, dan gambaran besar terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Kenapa harus membangun company profile?
Mendemonstrasikan kultur dan nilai perusahaan
Meningkatkan image atau brand awareness perusahaan.
Mengakselerasi perkembangan perusahaan.
Ribrick sendiri telah mengerjakan banyak project pembuatan company profile, aplikasi ponsel pintar perusahaan, jasa media dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, jika kamu membutuhkan jasa pembuatan company profile terbaik yang cepat dan memuaskan dapat langsung terhubung melalui surel sarfina@ribrick.id.