Pernah ga sih kamu mengalami penyakit seperti min Ribrick di sini yaitu Writer’s Block atau kalau kita terjemahkan ke dalam Indonesia arti dan makna dari kata tersebut bisa dibilang hilang suatu pikiran akibat sebuah aktivitas baik itu eksternal maupun internal pada saat sedang menulis buku, menulis konten blog, membuat copywriting, dsb. Penyakit Writer’s Block memang banyak sekali yang mengalami hal tersebut bagi banyak orang yang pekerjaannya sebagai penulis buku, content editor, content writer, copywriter, dan masih banyak lagi.
Saat menulis artikel biasanya kamu akan seperti hilang ide dan visualisasi konsep dari apa yang ingin kamu tuliskan saat itu, secara eksplisit mengarah pada stuck atau stagnan dan tidak bisa berkembang karena tidak mendapatkan lagi ide, bisa jadi karena tekanan ataupun ngeblank otak saat ingin menulis artikel lagi dan penyakit ini biasanya terjadi pada diri seorang content writer, copywriter, technical writer, UI/UX writer, content editor, content strategist, dan masih banyak lagi bidang kreatif lainnya sob ribrick!
Untuk mengatasinya memang terdapat ragam metode, banyak yang bilang bahwa ide dan konsep hebat akan terpikirkan dengan sendirinya saat akal pikiran kamu juga fresh serta tidak ada hambatan yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Usahakan sebisa mungkin menulis, memvisualisasikan konsep, menggiatkan semua kegiatan dalam keadaan hati tenang dan terfokus, janganlah menulis di saat keadaan kamu sedih ataupun depresi, tentu saja ide akan hilang dengan sendirinya karena kamu tidak fokus memikirkan tulisannya akan tetapi masalah yang lain. Min Ribrick akan coba jelaskan lebih lanjut mengenai fenomena writer’s block ini ya sob.
Apa Penyebab Writer’s Block?
Berdasarkan laman komunitas kontributor Wikipedia yang mana min Ribrick tergabung menjadi salah satu anggontanya, termasuk diantaranya yang menjadi penyebab stuck terhadap ide adalah kekurangan kreativitas saat menulis pekerjaan itu sendiri, bisa juga seorang penulis mungkin kehabisan inspirasi, ataupun terganggu oleh aktivitas lain seperti masalah lingkungan keluarga dan juga pengaruh media sosial.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara mengatasi fenomena writer’s block ini? Secara ini adalah lebih mengarah kepada psikis dan bukan yang bisa disembuhkan dengan obat, satu-satunya jalan adalah untuk kamu menyenangi jalan kehidupanmu dalma sehari-hari. Jika kamu ada tekanan untuk memberikan ide-ide hebat di kantor, apalagi sebagai editorial konten, coba deh buat tenangkan waktu pikiran dan kesampingkan dulu masalah hidup kamu. Dan coba cari inspirasi melalui situs seperti Contently dan juga Google Trends. Tips lengkap mengatasi writer’s block akan min Ribrick jelaskan di bawah ya sobat.
Tips Cara Mengatasi Writer’s Block
1. Menulis apapun yang datang ke dalam pikiran
Jika kamu terkena writer’s block, pasti ada ide-ide lain yang muncul ke dalam pikiran kamu dan menghasut kamu dan juga mungkin kamu terjebak di mana dan kapan kamu memulai untuk menulis. Jika kamu sudah mengerti tentang writer’s block sebenarnya memang mudah untuk diatasi ataupun ditanggapi, dan banyak sekali cara untuk mengatasi writer’s block. Ingatlah sobat jangan berhenti untuk memikirkan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai bahan kreativitas untuk mendapatkan ide.
2. Tulis apa saja, bahkan sekedar coretan kecil pun berharga untuk tingkatkan kreativitas kamu
Apa pun di dunia ini bahkan kalau kamu sedang menulis artikel tentang apel, kemungkinan besar jika kamu berpikir dengan cerdas dan kreatif (coba gunakanlah otak kanan dan kiri kamu) maka dengan sendirinya ide tentang apel tersebut akan ada secara otomatis. Sama halnya dengan menulis artikel blog, pada platform cms penulisan manapun apalagi dengan tuntutan pekerjaan perusahaan harus tetap kreatif, usahakan selalu untuk tidak COPAS artikel blog milik orang lain, akan selalu ada dampak buruk yang menanti kalau kamu berani melakukan hal itu.
3. Dapatkan ide dari sumber dengan referensi yang kredibel
Menulis tidak harus dipoles; Penulis sering memiliki atau mempunyai penyakit writer’s block karena mereka khawatir tentang kualitas tulisan mereka. Ingat bahwa karya hasil tulisanmu tidak dapat dilihat oleh orang lain kecuali kamu sudah mempublikasikannya secara umum. Jika belum dipublikasikan pastikanlah kualitas tulisan kamu relevan bagi para pembaca dan Jika sudah kamu dapat menunjukkan kepada dunia atau skala lebih kecilnya adalah kolega kantor kamu ketika kamu siap.