Pastinya ketika sudah menjadi tech savvy selama beberapa tahun, kamu tidak bakalan asing lagi dengan istilah UI/UX atau kalau diterjemahkan menjadi Tampilan Antarmuka/Pengalaman Pengguna. Kedua konsep tersebut sangat berkaitan satu sama lain dan merupakan fundamental aset terpenting dalam membangun sebuah strong branding.

(PicJumbo/Pexels)

Sangat penting sekali seorang UI/UX Analyst, UI/UX Designer, UI/UX Writer, dan lini pekerjaan lainnya yang serupa untuk memahami flow sebuah branding maupun produk. Biasanya seorang yang mahir dalam pekerjaan terkait UI/UX akan membuat in-depth report terhadap proyek kliennya, mulai dari bagaimana dan cara produk bekerja, desain yang menarik, low-fidelity dan high-fidelity, dan masih banyak lagi yang harus kamu kerjakan dalam mempersiapkan UI/UX.

Inilah yang dapat min Ribrick katakan bahwa branding membutuhkan pengaplikasikan UI/UX yang baik dan dapat memberikan pengalaman seorang pengguna (end user) ke aplikasi dan website bisnis kamu semakin bermakna dan melekat pada pemikiran mereka. Dalam perspektif bisnis, strategi pemasaran juga bisa semakin terdiversifikasi dengan adanya UI/UX yang baik, apalagi dalam sebuah branding tentunya kita mengenal dengan apa yang disebut brand guidelines, inilah yang nantinya penting karena penerapan UI/UX yang baik ke dalam sebuah brand akan menciptakan brand yang ikonik dan khas.

Dari setiap kesuksesan bisnis, pasti ada latar belakang dan cerita yang unik. UI/UX Branding membantu menceritakan kisah unik bisnis kamu ke konsumen agar terlihat menarik dan mengkonsolidasi kekuatan brand.

Desain UI Branding adalah suatu sistem kompleks yang terkait dengan pembuatan antarmuka halaman website, aplikasi, portfolio profil perusahaan, dan masih banyak lainnya. Dalam mendesain UI Branding biasanya akan menyesuaikan dengan parameter dan goals dari desain itu sendiri dan berpedoman teguh terhadap brand board dari sebuah bisnis. Hal-hal yang terkkait dalam UI Branding adalah logo, warna brand, tipografi, ilustrasi, animasi, dan kartu nama bisnis. Ingat bahwa warna, gambar, dan tipografi itu sangat terikat terhadap pencitraan bisnis kamu dan produk yang kamu buat. Jangan pernah meremehkan Branding Tampilan Antarmuka, karena ini set fundamental utama yang terasosiasi terhadap 3 elemen yakni logo, warna, dan tipografi.

Dengan metode positioning yang benar, maka UI Branding kamu dapat menjadi kesuksesan terbesar sebuah bisnis. Misalnya saja min Ribrick berbicara tentang McDonald’s, yang ada di dalam benak kamu pastinya logo kuning McD, makanan andalannya, dan tempat-tempat yang terkait pada memori kamu ketika pernah berbelanja di gerai makanan cepat saji tersebut. Atau sama dengan hal lainnya seperti brand supermarket Hypermart. Jadi pada dasarnya branding UI ini bisa dibilang adalah penguat atau yang memperkokoh komunikasi antara brand kamu dengan konsumen atau klien. Satu tujuan utamanya hanyalah membuat desain brandyang otentik dan tidak dapat disamakan dengan yang lain.

Menetapkan batas atau boundary pada branding UI adalah hal yang wajib kamu terapkan. Misalnya saja, agak terlihat norak dan aneh apabila warna yang digunakan melebihi 3 warna utama, jadi bisa-bisa brand kamu terlihat seperti taman kanak-kanak yang penuh warna tidak jelas dan tidak dapat memperkuat posisi branding kamu. Untuk itulah penting sekali tone dan batas dalam memproduksi brand board.

Selain daripada itu juga terkait dengan UX atau User Experience, ini benar-benar penting banget. Ketika produk kamu sudah jadi dibuat dan siap untuk dipasarkan, tapi kamu melewati satu hal pentig, yaitu uji coba terhadap early adopter produk atau jasa kamu. Inilah mengapa sebagian brand gagal dalam mempromosikan produk mereka karena dinilai bahwa pengalaman user dalam menggunakan produk kamu sangat tidak memuaskan. Misalnya perusahaan kamu membuat sebuah aplikasi untuk memesan makanan, tapi ketika disuguhkan oleh halaman pertama, pengguna harus repot dengan sistem login yang sangat berbelit. Atau pengalaman pengguna lainnya terkait dengan penggunaan produk langsung tanpa uji coba.

Kamu akan kehilangan banyak kontrol atas pasar, jadi min Ribrick benar-benar menyarankan jika kamu ingin membangun sebuah brand maupun startup dan sudah memiliki produk awal (MVP), alangkah baiknya untuk mengajak kolega maupun membayar early-adopter untuk memberitahukan kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam produk kamu, dan saran apa saja yang dapat ditingkatkan agar lebih sesuai dengan target market.