Mungkin di antara kamu sering melihat atau mendengar ada orang kaya yang tiap bulan berwisata keluar negeri, shopping membeli barang branded yang mungkin harganya tidak bisa terbeli bagi karyawan biasa sampai pensiun, mempunyai hobi mahal dan jadi kolektor barang-barang berharga.

Di antara kita mungkin akan berpikir jika mereka itu hanya menghambur-hamburkan uang, namun bagaimana jika ada alasan tertentu dari apa yang mereka lakukan.

(Andrea Piacquadio/Pexels)

Steve Siebold, penulis buku “How Rich People Think,” menghabiskan hampir tiga dekade atau tigapuluh tahun dengan mewawancarai para orang kaya dan miliyader dunia untuk mengetahui apa yang membedakan mereka dengan orang lain selain dari kekayaan mereka.

Apa yang dilakukan mereka dengan uang adalah lebih kepada mentalitas mereka. Orang-orang kelas menengah menganjurkan orang-orang untuk menikmati apa yang mereka miliki saat ini. Karena membicarakan uang merupakan hal yang sensitive bagi mereka.

Menurut Steve Siebold ada perbedaan cara berpikir dan mentalitas antara orang kaya dengan kebanyakan orang.

Berikut adalah 21 cara pandang orang-orang kaya yang berbeda dari orang kebanyakan, yang mungkin bisa kita ambil manfaatnya aga bisa berkembang dan meraih kesejahteraan financial.

1. Kebanyakan orang berpikir UANG adalah sumber dari semua kejahatan sementara orang kaya percaya KEMISKINAN adalah sumber semua kejahatan.

Menurut Steve Siebold “Rata-rata orang telah dicuci otak untuk percaya orang-orang kaya itu beruntung atau berbuat tidak jujur dalam mendapatkan kekayaan mereka.

Itulah mengapa ada perasaan malu yang datang ketika berbicara tentang “ keinginan menjadi kaya “ di tengah masyarakat berpenghasilan rendah.

“Orang berkelas dunia tahu bahwa memiliki uang tidak menjamin kebahagiaannamun membuat hidup kamu lebih mudah dan lebih menyenangkan.”

2. Kebanyakan orang berpikir bahwa keegoisan adalah hal yang buruk sementara orang kaya berpikir bahwa keegoisan itu baik.

Orang-orang kaya pergi keliling dunia untuk membuat diri mereka senang. Mereka tidak mau berpura-pura seolah olah ingin menyelamatkan dunia.

Permasalahannya adalah kelas menengah melihat itu adalah sesuatu yang negative, dan ini membuat mereka tetap kekurangan karena tidak ada keinginan untuk bisa seperti orang orang kaya.

Jika kamu tidak perduli dengan diri sendiri, maka kamu tidak dalam posisi untuk menolong orang lain, kamu tidak bisa memberikan apa yang tidak kamu miliki.

3. Kebanyakan orang memiliki mentalitas lotere sementara orang kaya memiliki mentalitas action.

Sementara banyak orang menunggu untuk mengambil nomer antrian dan berdoa untuk kemakmuran, dilain tempat orang-orang hebat memecahkan masalah.

Kelas menengah menunggu peruntungan dan bantuan, apakah itu dari pemerintah, bos mereka, atau dari pasangan mereka. Itu adalah level berpikir orang kebanyakan sementara waktu terus berjalan.

4. Kebanyakan orang berpikir jalan menuju kekayaan melalui adalah pendidikan formal sementara orang kaya percaya untuk mendapatkannya harus melalui pengetahuan khusus.

Banyak pelaku bisnis kelas dunia hanya memiliki sedikit pendidikan formal,dan memperoleh kekayaan mereka dengan pengetahuan atau pendidikan khusus sehingga mampu mengakuisisi bisnis dan mampu menjual produk yang mereka hasilkan dengan baik.

Sementara banyak orang yakin pendidikan tinggi sampai gelar master dan doktoral adalah jalan untuk bisa sejahtera, kebanyakan terperangkap dalam pemikiran sempit yang akhirnya menahan mereka menjauh dari level kesadaran tertinggi.

Orang-orang kaya tidak tertarik pada cara namun hanya pada hasil.

5. Kebanyakan orang masih memikirkan tentang masa lalu yang indah. Sementara orag kaya bermimpi tentang masa depan.

Orang-orang yang percaya hari terbaik mereka ada di belakang mereka jarang bisa menjadi kaya, dan sering berjuang dengan ketidakbahagiaan dan depresi.

Millioner yang mandiri memperoleh kekayaan karena meraka berani mempertaruhkan diri mereka dan proyek yang menjadi impian mereka, tujuan dan gagasan mereka pada masa depan yang belum jelas.

6. Kebanyakan orang melihat uang melalui kacamata emosional sementara orang kaya berpikir mengenai uang secara logis.

Orang pintar, terdidik dan mungkin dianggap sukses bisa berubah secara instans kedalam sebuah ketakutan mereka, karena aspirasi financial untuk pensiun dengan nyaman.

Sementara para milyader terus mengembangkan diri mereka untuk menghasilkan kemakmuran bagi mereka dan orang orang disekitar mereka

7. Kebanyakan orang menghasilkan uang dengan melakukan hal yang bukan mereka cintai sementara orang kaya mengikuti hasrat mereka.

Bagi kebanyakan orang, orang kaya seperti terlihat bekerja sepanjang waktu. Namun satu dari strategi paling cerdik dari orang-orang kelas berkelas dunia adalah melakukan apa yang mereka cintai dan sukai dan menemukan jalan agar menghasilkan dari situ. Contoh-contohnya seperti Bill Gates pendiri Microsoft, Steve Jobs pendiri Apple Inc, Mark Zuckerberg pendiri Facebook dan banyak lagi.

Sementara dikalangan menengah kebutuhan akan uang menyebabkan mereka mengambil pekerjaan yang mereka tidak bisa nikmati, bahkan dunia pendidikan dan masyarakat seolah membentuk cara pemikirian bahwa hobi atau sesuatu yang kita tekuni tidak bisa menghasilkan apa-apa. Sehingga untuk menghasilkan uang kalangan menengah berebut dalam mencari pekerjaan meski itu bukanlah apa yang mereka inginkan.

8.Kebanyakan orang menetapkan harapan yang rendah sehingga mereka tidak pernah kecewa. Sementara orang kaya selalu siap untuk menghadapi tantangan.

Psikolog dan ahli kesehatan mental lainnya sering menyarankan orang untuk menetapkan harapan yang rendah pada hidup mereka untuk memastikan mereka tidak kecewa.

Tidak akan pernah ada orang menjadi kaya dan hidup dengan impian mereka tanpa harapan besar.

9.Kebanyakan orang percaya kamu harus “DO SOMETHING” / melakukan sesuatu untuk menjadi kaya. Sementara orang kaya percaya kamu harus “BE SOMETHING” / menjadi sesuatu untuk menjadi kaya

itu sebabnya orang-orang seperti Donald Trump beralih dari jutawan menjadi penghutang senilai sembilan miliar dolar alias dirinya hampir bangkrut, tapi tiba-tiba ia kembali bangkit dan kembali lebih kaya dari sebelumnya.

Sementara kebanyakan masih terpaku pada perbuatan dan hasil langsung dari tindakan mereka, orang-orang besar belajar dan tumbuh dari setiap pengalaman mereka, apakah itu nantinya akan berhasil sukses atau gagal, dengan mengetahui apa yang akan mereka dapatkan nantinya, mengubah mereka menjadi sebuah mesin keberhasilan yang luar biasa.

10. Kebanyakan orang percaya kamu perlu uang untuk menghasilkan uang. Sementara orang kaya menggunakan uang orang lain.

Arus pemikiran kebanyakan memberitahukan orang-orang untuk lebih berupaya menghasilkan uang demi memperoleh lebih banyak lagi, sementara orang kaya tidak takut untuk mendanai masa depan mereka dari kantong orang lain. Mereka mengembangkan jaringan dan mendapatkan modal dari orang lain untuk digunakan dalam mengembangkan usaha mereka.

11. Kebanyakan orang percaya pasar digerakkan oleh logika dan strategi. Sementara orang kaya tahu pasar digerakkan oleh emosi dan kerakusan.

Keberhasilan dalam berinvestasi dalam pasar saham bukanlah sekedar rumus matematika yang indah.

Orang kaya tahu bahwa emosi utama yang mengontrol pasar keuangan adalah ketakutan dan kerakusan, dan hal ini menjadi faktor mereka dalam semua perdagangan dan tren yang mereka amati.

Pengetahuan tentang sifat manusia dan dampaknya yang saling tumpang tindih pada perdagangan memberikan mereka keuntungan strategis dalam membangun kekayaan yang lebih besar melalui pengaruh mereka.

12. Kebanyakan orang hidup di luar kemampuan mereka sementara orang kaya hidup dibawah apa yang miliki mereka.

Bagaimana mereka hidup dibawah dari yang mereka miliki adalah dengan menjadi kaya dan menjadi mampu. Orang-orang kaya bukanlah orang-orang yang sangat cerdas, mereka mampu karena mereka terus menghasilkan uang yang dapat menyokong hidup mereka, seperti royalti, bunga dan merek dagang.

13. Kebanyakan orang mengajar anak-anak mereka bagaimana untuk bertahan hidup. Sementara orang kaya mengajar anak-anak mereka untuk menjadi kaya

Orang orang kaya mengajarkan anak anaknya dari dini mengenai perbedaan “orang yang punya” dan “orang yang tak punya”.

Masyarakat kebanyakan mengajarkan anak-anak mereka untuk melihat kebawah, dikarenakan kondisi ekonomi mereka.

Seharusnya mereka mengajar anak-anak mereka untuk melihat dunia melalui mata realitas yang objektif mengenai kondisi masyarakat sebenarnya.

Jika anak-anak memahami arti kemakmuran dan kesejahteraan dari usia dini, mereka akan lebih mungkin untuk berjuang untuk itu di kemudian hari. Ajarkan mereka untuk selalu bermimpi besar.

14. Kebanyakan orang membiarkan uang jadi tekanan hidup mereka. Sementara orang kaya menemukan ketenangan pikiran dalam kekayaan.

Alasan orang kaya mendapatkan lebih banyak kekayaan adalah bahwa mereka tidak takut untuk mengakui bahwa uang bisa memecahkan banyak masalah.

15. Kebanyakan orang lebih suka dihibur dari pada dididik. Sementara orang kaya lebih suka dididik dari pada dihibur.

Jika kita menjelajahi rumah orang-orang kaya, kita akan banyak lihat buku-buku seperti sebuah perpustakaan. Mereka menghabiskan waktu senggangnya untuk membaca dan memberikan makanan pada pikiran mereka agar lebih sukses.

Mereka tidak segan untuk mengikuti seminar atau kursus yang mahal untuk menambah pengetahuan dan kualitas cara berpikir mereka.

Sementara rumah kelas menengah dipenuhi dengan tabloid, majalah, koran dan novel dan banyak memberi makanan pada tubuh mereka.

16.Kebanyakan orang berpikir orang kaya adalah orang sok. Sementara orang kaya hanya ingin dirinya dikelilingi oleh orang yang berpikiran sama.

Menyematkan label sok pada orang kaya adalah cari orang biasa agar merasa lebih baik sebagai orang biasa. Karena ketidakmampuan dalam hal berkomunikasi dengan golongan atas.

Orang kaya membatasi pergaulan mereka bersama orang-orang yang bisa menyokong bisnis mereka.

17. Kebanyakan orang fokus pada penghematan. Sementara orang kaya fokus pada penghasilan.

Siebold berteori bahwa fokus orang kaya pada apa yang akan mereka dapatkan dengan mengambil risiko, bukan bagaimana untuk menyelamatkan apa yang mereka miliki.

Masyarakat begitu terfokus pada kupon diskon dan hidup hemat, mereka kehilangan kesempatan besar,” tulisnya.

18. Kebanyakan orang main aman dengan uang. Sementara orang kaya tahu kapan harus mengambil risiko.

“Leverage (pengaruh) merupakan semboyan dari orang kaya,” Siebold menulis. “Setiap investor akan kehilangan uang dalam sebuah kesempatan, tapi orang berkelas dunia tahu apa pun yang terjadi, mereka selalu akan dapat menghasilkan lebih banyak.”

19. Kebanyakan orang suka merasa nyaman. Sementara orang kaya mencari kenyamanan dalam ketidakpastian.

Hal yang paling menentukan adalah dibutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang diperlukan untuk membuatnya sebagai Milioner- hal ini adalah hal yang paling tidak nyaman untuk kelas menengah.

“Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosional adalah tujuan utama dari pola pikir kelas menengah,” Siebold menulis.

Namun pemikir kelas dunia belajar sejak awal bahwa untuk menjadi seorang jutawan tidak mudah dan kebutuhan untuk kenyamanan dapat menghancurkan. Mereka belajar menjadi nyaman ketika berkerja dalam keadaan ketidakpastian yang sedang berlangsung.

20. Kebanyakan orang tidak pernah menghubungkan antara uang dan kesehatan. Sementara orang kaya tahu uang bisa menyelamatkan hidup kamu.

Orang-orang kaya berani membayar biaya tahunan yang besar untuk menjamin mereka bisa selama 24 jam bisa mengakses pelayanan dokter swasta secara privat. Menyewa ahli gizi dan kesehatan untuk kualitas kesehatan meraka.

21. Kebanyakan orang percaya bahwa mereka harus memilih antara keluarga dengan mengejar kekayaan. Sementara orang kaya tahu kamu dapat memiliki semuanya.

Pemikiran bahwa kekayaan harus didapatkan dengan mengorbankan waktu untuk keluarga adalah kesalahan besar. Masyarakat mungkin dicuci otak untuk mempercayainya. Sementara orang kaya percaya bahwa mereka dapat memperoleh apapun yang mereka inginkan jika mereka mendekati sebuah tantangan dengan pola pikir yang berakar dari Cinta.